Assalamu'alaikum...
 

Saturday, September 14, 2013

Mutiara Al-Quran dan Hadits

0 comments
Kumpulan Mutiara Al-Quran dan Hadits

::Doa Meminta Petunjuk dan Kebenaran ::

Dari ‘Ali Radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepadanya,

قُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ

“Ucapkanlah do’a: Allahumma inni as-alukal huda was sadaad” (Ya Allah, meminta kepada-Mu petunjuk dan kebenaran)”. 

[HR. Muslim no. 2725]

Faedah hadits:

✔ Pentingnya meminta hidayah yaitu berupa hidayah ilmu (berupa penjelasan) dan hidayah taufik (berupa petunjuk untuk beramal). Karena boleh jadi seseorang sudah mendapat penjelasan ilmu, namun belum bisa mengamalkannya.

✔ Pentingnya meminta as sadaad, yaitu mencocoki kebenaran, baik dalam ucapan, perbuatan dan keyakinan (i’tiqod).

✔ Hendaklah setiap hamba banyak meminta tolong pada Allah dalam setiap urusannya.


:: Keutamaan membaca surat Al-Kahfi ::

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ.

"Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, maka ia akan disinari oleh cahaya diantara dua Jum’at"

[HR Al Hakim, II/399 dan Al Baihaqi, II/249. Lihat Shahih Al Jami’, no. 6470]


*******************************************************************

#Mengkhususkan Malam Dan Hari Jum'at#

Malam dan Hari Jum'at memang istimewa bagi Kaum Muslimin. Namun hendaknya dalam beribadah sesuai petunjuk Nabi shallallahu'alaihi wasallam.

A. Jangan Dikhususkan.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَخُصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِي وَلاَ تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اْلأَيَّامِ إِلاَّ أَنْ يَكُونَ فِي صَوْمٍ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ.

“Janganlah kalian mengkhususkan malam Jum’at dari malam-malam lainnya dengan melaksanakan shalat malam.

Dan jangan juga mengkhususkan hari Jum’at dari hari-hari lainnya dengan berpuasa, kecuali puasa yang rutin dilakukan seseorang dari kalian...” (HR Muslim: 1144)

Kecuali apabila ia berpuasa pula sebelumnya (Kamis) atau sesudahnya (Sabtu).

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَصُوْمَنَّ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْبَعْدَهُ.

“Janganlah sesekali seorang di antara kalian berpuasa pada hari Jum’at, melainkan ia berpuasa sehari sebelum atau sesudahnya...” (HR al-Bukhari: 1985, Muslim: 1144)

B. Khusus Di Malam Dan Hari Jum'at.

Malam Jum'at.

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

“Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, ia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah” (Shahih, HR. Ad-Darimi; Shohihul Jami’: 6471 al-Albani)

Hari Jum'at.

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

“Barangsiapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum’at, ia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at...” (Shahih, HR. An-Nasa’i, al-Baihaqi; Shahihul Jami’: 6470)

Malam Jum'at dan Hari Jum'at tidak dikhususkan shalat tertentu dan berpuasa namun sangat dianjurkan membaca surat al-Kahfi.

Tidaklah tenggelam suatu sunnah Nabi melainkan akan muncul perkara serupa yang diada-adakan tanpa dasar agama.


*******************************************************************

# Berpikir Dahulu Sebelum Berucap #

Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah,

“Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling mulia…?”

Beliau shallallahu’alaihi wasallam berkata,

“من سَلِمَ المسلمون من لسانه ويده”.

“Seseorang yang kaum muslimin selamat dari (kejahatan) lisan dan tangannya…” (HR al-Bukhari: 11, Muslim: 42)

Imam an-Nawawi rahimahullahu ta’ala berkata,

وينبغي لمن أراد النطق بكلمة أو كلام، أن يتدبره في نفسه قبل نطقه، فإن ظهرت مصلحته تكلم، وإلا أمسك.

“Hendaknya seseorang yang hendak berucap dengan suatu kalimat atau perkataan agar merenungkan kembali dalam dirinya sebelum ia sampaikan.

Jika nampak terdapat kebaikan (dari ucapannya) maka ia ungkapkan.

Namun bila tidak (ada kebaikan) maka hendaknya ia diam..” (Syarh Shahih Muslim: 18/117)

Betapa banyak permusuhan yang terjadi akibat lisan yang tak terjaga.

Sekali terucap, tak mudah ditarik kembali.

Ucapan yang telah menyinggung kawan, walau sudah dimaafkan, terkadang tetap tersimpan..

Di hati dan sanubari…


******************************************************************

# Bekerja Untuk Apa Dan Siapa #

Mari sejenak merenungkan diri.

Bekerja seharian sepanjang hari, untuk apa dan siapakah kita lakukan hal itu...?

A. Jalan Allah Atau Setan

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﻣﻦ ﺳﻌﻰ ﻋﻠﻰ ﻭﺍﻟﺪﻳﻪ ﻓﻔﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻣﻦ ﺳﻌﻰﻋﻠﻰ ﻋﻴﺎﻟﻪ، ﻓﻔﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻣﻦ ﺳﻌﻰﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻪﻟﻴﻌﻔﻬﺎ ﻓﻔﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻣﻦ ﺳﻌﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻜﺎﺛﺮ، ﻓﻬﻮ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ

“Barangsiapa yang berusaha (bekerja) untuk menafkahi kedua orang tuanya, maka terhitung fii sabiilillah (di jalan Allah).

Barangsiapa yang berusaha untuk menafkahi keluarga dalam tanggungannya, maka terhitung di jalan Allah.

Dan barangsiapa yang berusaha untuk menjaga dirinya (agar tidak meminta-minta), maka terhitung di jalan Allah.

Namun barangsiapa berusaha dalam rangka bermegah-megahan, maka terhitung fii sabilisy syaithan (di jalan
syaithan)...”

(HR al-Baihaqi, al-Bazzar, ath-Thabrani, Silsilah ash-Shahihah: 2232)

B. Tunaikan Hak Masing-Masing.

Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﺇﻥ ﻟﺮﺑﻚ ﻋﻠﻴﻚ ﺣﻘﺎ، ﻭﻟﻨﻔﺴﻚ ﻋﻠﻴﻚ ﺣﻘﺎ، ﻭﻟﺄﻫﻠﻚ
ﻋﻠﻴﻚ ﺣﻘﺎ، ﻓﺄﻋﻂ ﻛﻞ ﺫﻱ ﺣﻖ ﺣﻘﻪ

“Sesungguhnya Rabbmu mempunyai hak atasmu. Jiwamu juga memiliki hak atasmu, demikian pula keluargamu (istri-anak) pun ada hak atas dirimu.

Tunaikanlah pada setiap pemilik hak akan haknya itu...” (HR Al-Bukhari: 1967)

Sebab itu, perhatikan hak keluarga dari waktu yang kita miliki, terutama tentang pendidikan agama mereka.

Jangan sampai, sibuk mengejar manfaat dunia, namun terlupakan menanam ilmu dan menyiram benih bekal akhirat di lingkup keluarga.

Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Jika engkau melihat orang lain mengunggulimu dalam hal dunia, maka kalahkanlah ia dalam perkara akhirat...”


*******************************************************************

# Menjawab Salam Ketika Shalat #

Di antara perkara yang disunnahkan adalah membiasakan diri untuk saling memberi dan menyampaikan salam serta kewajiban untuk menjawabnya

Mungkin pernah pernah kita dapati ketika sedang mengerjakan shalat ada orang yang datang dan mengucapkan salam kepada kita.

Atau sebaliknya, ketika kita masuk rumah ada yang sedang shalat di dalamnya.

Lalu apakah disunnahkan mengucap salam kepada orang yang sedang sholat tersebut?

Dan apakah disyari’atkan bagi orang yang sedang shalat untuk menjawab salamnya? Dan bagaimanakah cara menjawabnya?

A. Membuka Telapak Tangan

Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu ia berkata : aku berkata kepada Bilal :

قلت لبلالٍ: كيف كان النبي صلى الله عليه وسلم يرد عليهم حين كانوا يُسلِّمون عليه وهو في الصلاة ؟ قال كان يشير بيده

“Bagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salam mereka (para shahabat) ketika mereka mengucapkan salam kepada beliau ketika beliau sedang shalat?” Bilal berkata : “beliau berisyarat dengan tangannya.”

Ja’far bin Aun (salah seorang perawi hadits ini) membuka telapak tangannya dan menjadikan perut telapak tangan mengarah ke bawah dan punggung telapak tangan mengarah ke atas.

[HR. Abu Daud (927) dan At Tirmidzi (368). Berkata At Tirmidzi: “Hadits ini hasan shahih.” Hadits ini juga dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah ta’ala]

B. Dengan Isyarat Jari

Dari Shuhaib radhiyallahu anhu, ia berkata :

مررتُ برسول الله صلى الله عليه وسلم وهو يصلي فسلمت عليه فرد إشارة وقال:ولا أعلمه إلا قال:إشارة بإصبعه

“Aku melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sedang shalat, kemudian aku mengucapkan salam kepadanya, lalu beliau menjawab dengan isyarat.” Dan berkata (salah seorang rawi hadits) : aku tidak mengetahuinya kecuali mengatakan : “isyarat dengan jarinya”. [HR. Ahmad dalam Musnad-nya (2/10), Abu Dawud (925), at-Tirmidzi (367), dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya (888)]

An-Nawawi Rahimahullahu Ta'ala berkata dalam faidah hadits ini : “dan haram menjawab salam ketika shalat dengan lafadz, dan isyarat tidak mengapa, bahkan disukai (mustahab) menjawab salam dengan isyarat. Pendapat ini dikatakan pula oleh asy-Syafi’i dan kebanyakan ‘ulama.”

Demikian indahnya Islam ketika shalatpun tidak menghalangi kita untuk menjawab salam, bukan dengan lafadz perkataan,

Jawablah ucapan salam saudaramu, dengan isyarat tentunya, bukan malah tidak membalasnya terlebih hanya diam seribu bahasa...


******************************************************************

# Didiklah Anakmu #

Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا}

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)

Seorang ibu, ayah, serta pengajar, akan ditanya di hadapan Allah tentang pendidikan generasi ini. Apabila mereka baik dalam mendidik, maka generasi ini akan bahagia dan begitu pula mereka juga akan bahagia di dunia dan akhirat. Namun, apabila mereka mengabaikan pendidikan generasi ini, maka generasi ini akan celaka, dan dosanya akan ditanggung oleh pundak-pundak mereka. Oleh karena itu dikatakan dalam sebuah hadits,

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ كُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kalian adalah pemimpin dan pemimpin akan ditanyai tentang kepemimpinannya” (Muttafaqun ‘alaihi).

Berita gembira bagimu wahai para pengajar, dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam,

فَوَاللهِ لَيَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ خُمْرِ النَّعَمَ

“Demi Allah, jika Allah menunjuki seseorang lewatmu, ini lebih baik daripada unta-unta merah”

Berita gembira bagi kalian berdua wahai ayah dan ibu, dengan sebuah hadits yang shahih:

اِذَ مَاتَ اْلإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ

“Apabila seorang manusia meninggal, maka amalannya terputus kecuali tiga perkara. Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat serta anak shalih yang mendoakannya” (HR. Muslim).

Wahai para pengajar, hendaknya engkau memperbaiki dirimu terlebih dahulu.

Kebaikan menurut anak-anak adalah apa-apa yang engkau lakukan. Sebaliknya, keburukan menurut mereka adalah apa-apa yang engkau tinggalkan.

Baiknya perilaku pengajar dan kedua orang tua di hadapan anak-anak merupakan sebaik–baiknya pendidikan bagi mereka.


******************************************************************

~Ukhuwah adalah Nikmat Allah.~

Pemberian Allah yg khusus diperuntukan untuk mereka yg terpilih.

Allah berfirman
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
(QS. Ali Imran: 103).


******************************************************************

# 3 Amalan yang Diperbincangkan para Malaikat #

Al-Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ahuma, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَتَانِي اللَّيْلَةَ رَبِّي تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِي أَحْسَنِ صُوْرَةٍ قَالَ: أَحْسَبُهُ، قَالَ: فِي الْمَنَامِ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ هَلْ تَدْرِي فِيْمَ يَخْتَصِمُ الْمَلأُ اْلأَعْلَى؟ قَالَ: قُلْتُ: لاَ، قَالَ: فَوَضَعَ يَدَهُ بَيْنَ كَتِفَيَّ حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَهَا بَيْنَ ثَدْيَيَّ، أَوْ قَالَ: فِي نَحْرِي، فَعَلِمْتُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ، قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، هَلْ تَدْرِي فِيْمَ يَخْتَصِمُ الْمَلأُ اْلأَعْلَى، قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ فِي الْكَفاَّرَاتِ وَالْكَفَّارَاتُ الْمَكْثُ فِي الْمَسَاجِدِ بَعْدَ الصَّلَوَاتِ وَالْمَشْيُ عَلَى اْلأَقْدَامِ إِلَى الْجَمَاعَاتِ وَإِسْبَاغُ الْوُضُوْءِ فِي الْمَكَارِهِ وَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ عَاشَ بِخَيْرٍ وَمَاتَ بِخَيْرٍ وَكَانَ مِنْ خَطِيْئَتِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ."

‘Malam tadi Rabb-ku datang kepadaku dalam bentuk yang paling indah, aku menyangkan bahwa itu terjadi di dalam mimpi. Kemudian Dia berfirman kepadaku, ‘Wahai Muhammad, apakah engkau tahu apa yang menjadi bahan pembicaraan para Malaikat ?’

Aku menjawab, ‘Aku tidak tahu.’

Lalu Allah meletakkan tangan-Nya di antara kedua pundakku, sehingga aku merasakan dingin di dada atau di dekat tenggorokan, maka aku tahu apa yang ada di langit dan bumi.

Allah berfirman, ‘Wahai Muhammad, tahukah engkau apa yang menjadi bahan pembicaraan para Malaikat?’

Aku menjawab, ‘Ya, aku tahu. Mereka membicarakan al-kafarat.’

Al-kafarat itu adalah
• berdiam di masjid setelah shalat,
 •melangkahkan kaki menuju shalat berjama’ah, dan
• menyempurnakan wudhu’ dalam keadaan yang sangat dingin.

Barangsiapa yang melakukannya, maka ia akan hidup dengan baik dan wafat dengan baik pula, ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari di mana ia dilahirkan dari (rahim) ibunya.”

[Jaami’ at-Tirmidzi bab Tafsiir al-Qur-aan ‘an Rasulillah Shallallahu ‘alaihi wa sallam surat Shaad (IV/173-174 no. 3233 dengan diringkas). Syaikh al-Albani berkata: “Hadits ini shahih.” (Shahiih Sunan at-Tirmidzi II/ 98 dan Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib I/194)]


******************************************************************

~Awali Hari dengan Doa Keberkahan Ini!~

Bismillahirrahmaanirrahiim...

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلا مُتَقَبَّلا

Allaahumma Innii As-aluka ‘ilmaan Naafi’an, Warizqan Thayyiban, Wa’amalan Mutaqabbalan

“Ya Allah, Sungguh aku minta kepada-Mua ilmu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.”

Sumber Doa

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila selesai shalat Shubuh selepas salam beliau membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah, Sungguh aku minta kepada-Mua ilmu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.”

(HR Ahmad,Ibnu Majah)


******************************************************************

~Jadikan Doa ini yang Terakhir Dibaca Menjelang Tidur!~

Bismillahirrahmaanirahiim....

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْلَمْتُ وَجْهِى إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِى إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِى إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِى أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِى أَرْسَلْتَ

"Ya Allah, sungguh aku serahkan wajahku kepada-Mu, akupasrahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harap dan takut terhadap-Mu. Sesungguhnya tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali kepada-Mu. Sungguh aku telah beriman kepada Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan (beriman) kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus."

Hal ini didasarkan kepada riwayat Bara' bin Azib Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

"Apabila kamu hendak tidur maka berwudhu'lah sebagaimana wudhu untuk shalat. Kemudian berbaringlah miring ke kanan, lalu bacalah: "Ya Allah, sungguh aku serahkan wajahku kepada-Mu, aku pasrahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harap dan takut terhadap-Mu. Sesungguhnya tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali kepada-Mu. Sungguh aku telah beriman kepada Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan (beriman) kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus." Jadikan kalimat-kalimat itu sebagai perkataan terakhirmu, karena jika engkau mati pada malam itu maka engkau meninggal di atas fitrah."
(HR. Bukhari dan Muslim)


0 comments:

Post a Comment